Pengertian Seni Sastra – Contoh, Fungsi, Manfaat, Jenis, Unsur

Rate this post

Seni sastra adalah kesusastraan yang merupakan bentuk tiruan kehidupan yang menggambarkan dan membahas kehidupan dan segala macam pemikiran manusia. Volume karya sastra adalah masalah manusia, kehidupan dengan segala perasaan, pikiran dan pandangan hidupnya (Bunanta, 1989: 1). Sebagai bagian dari karya sastra, sastra atau cerita anak adalah cerita nyata atau fiksi dalam bentuk prosa atau puisi yang bertujuan untuk menghibur atau memberikan informasi di kalangan anak kepada pendengar atau pembaca (Sudjiman, 1984: 4). Bacaan anak juga merupakan ciptaan sastra.

Namun hingga saat ini sastra anak masih dianggap sebagai “karya sastra anak-anak” karena pembuatan karya sastra anak tidak sesulit karya sastra dewasa. Oleh karena itu, minat orang dewasa terhadap karya sastra anak tidak sebesar dibandingkan dengan karya sastra dewasa, meskipun karya sastra anak tidak kalah kompleks dengan karya sastra dewasa dan tidak sesederhana yang dipikirkan orang dewasa. Karya sastra anak tidak kalah pentingnya dengan sastra dewasa karena salah satu fungsi sastra anak adalah untuk mengembangkan kepribadian anak.

Pahami seni sastra

Pengertian-Seni-Sastra

Sastra, atau sastra, merupakan bentuk seni yang menampilkan keindahan bahasa dan cerita.

Berdasarkan pengertian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) seni sastra ini dipecah menjadi 3 hal, diantaranya sebagai berikut:

Seni sastra

Seni sastra ini terdiri dari dua kata yaitu seni dan sastra. Seni merupakan ekspresi perasaan manusia yang memiliki nilai estetika. Sedangkan untuk sastra merupakan kata terbalik yang berasal dari bahasa sansekerta artinya petunjuk, pedoman, atau perintah berupa teks atau suara. Dari sini dapat atau dapat disimpulkan bahwa seni sastra adalah sebuah tulisan atau cerita yang bersumber dari ungkapan perasaan manusia yang memiliki nilai estetika.

Seni sastra atau sastra

Seni sastra atau sastra adalah sesuatu yang berupa tulisan atau bahkan cerita yang bernilai seni dan budaya yang menunjukkan atau menunjukkan keindahan bahasa dan bahasa dalam menyampaikan makna tertentu.

literatur

Sastra ini adalah bahasa yang digunakan di buku dan bukan bahasa sehari-hari. Selain itu, karya sastra dapat atau dapat diartikan sebagai karya tulis yang memamerkan berbagai keistimewaan dibandingkan dengan kitab suci lainnya, seperti: B. Pengerjaan, keaslian dan keindahan isi atau ekspresi.

Fungsi seni sastra

Adapun fungsi seni sastra adalah sebagai berikut:

Menyampaikan pesan moral

Dalam sebuah karya sastra, pesan moral disisipkan menjadi beberapa bagian, misalnya di awal, di tengah, atau di akhir karya. Beberapa dari pesan moral ini disampaikan secara langsung, dan beberapa lainnya secara diam-diam. Tujuannya agar pembaca atau penikmat karya sastra memiliki pandangan atau bertindak seperti undangan dari pencipta karya sastra tersebut.

Sampaikan kritik

Ada juga karya sastra yang sengaja dibuat untuk menyampaikan kritik yang bersifat sosial, ekonomi, politik, dll. Tujuannya agar para ahli sastra mengetahui kritik ini dan menindaklanjutinya lebih jauh.

Bangkitkan rasa nasionalisme

Karya sastra ini menumbuhkan rasa nasionalisme melalui sugesti yang dimunculkan dari hadirin dan diperkuat setelah sugesti tersebut, yaitu melalui penyampaian nilai-nilai dan semangat kebangsaan serta nasionalisme.

Pelestarian budaya

Sastra ini merupakan salah satu sarana pelestarian kebudayaan, kebudayaan yang asalnya lisan kemudian dilestarikan dalam bentuk tulisan.

Lembaga pendidikan

Secara tidak langsung, seseorang yang menyukai karya sastra juga mempelajari nilai, norma dan ajaran budi pekerti luhur.

Sifat seni sastra

Seni ini bersifat individual, penuh perasaan, kreatif, abadi dan universal. Yang dimaksud kreatif di sini adalah kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi baru dan juga orisinal. Contoh: Batu yang ditransformasikan menjadi patung, tanah liat kemudian dapat menjadi keramik, suaranya juga diubah menjadi seni musik, gerak menjadi tarian, dll. Karakter individu merupakan karya seni yang mencerminkan ciri individu Sang Pencipta memiliki.

Lagu-lagu yang diciptakan Nuh, misalnya, tentu saja sangat berbeda dengan Burgerkill, Deadsquad, atau yang lainnya. Atau lukisan Afandi yang juga sangat berbeda dengan lukisan karya Raden Saleh, Piccaso, Popo Iskandar, Basuki Abdullah, Van Googh atau pelukis lainnya. Ciri pribadi inilah yang menjadi identitas pekerjaan mereka. Seni sendiri memiliki sifat perasaan, yang penting dalam produksi karya senantiasa meliputi emosi dan jiwa. Oleh karena itu, untuk dapat atau menikmati suatu pekerjaan, seseorang harus menggunakan perasaan yang terdalam.

Ciri-ciri seni sastra

Ciri-ciri seni sastra ini antara lain sebagai berikut:

  • Seni sastra berupa bahasa
  • Seni sastra dalam bentuk bahasa memiliki maksud sastra berupa kata, ungkapan, cerita, atau gaya bahasa.
  • Seni sastra ini merupakan ekspresi perasaan
  • Seni sastra berupa ungkapan perasaan mempunyai maksud sastra berupa buku, buku, tulisan atau karangan.
  • Seni sastra ini tertanam dalam gagasan atau nilai
  • Seni sastra yang tertanam dalam gagasan atau nilai ini memiliki maksud sastra dalam bentuk pedoman, ajaran, perintah, atau pendidikan.

Keunggulan seni sastra

Manfaat seni sastra ini antara lain:

  • Menunjukkan kebenaran hidup dalam bentuk cerita yang terkandung di dalamnya.
  • Perkaya ahli spiritual. Pada dasarnya sastra ini menyisakan nilai dan pesan bagi penikmatnya agar memungkinkan atau memperkaya spiritual penikmat sastra
  • Melampaui batas negara dan usia. Karya sastra suatu negara juga bisa terkenal di negara lain. Karya sastra itu tetap hidup meski ditulis ratusan tahun lalu.
  • Bahasa yang disajikan dalam sastra juga indah dan menarik. Dengan bahasa yang menarik, karya sastra seringkali menggunakan kalimat-kalimat yang sopan agar tetap di mata para penikmat sastra.
  • Sastra ini mengandung budaya sehingga penikmatnya bisa atau kelak menjadi orang yang lebih berbudaya.

Elemen seni sastra

Adapun unsur-unsur seni sastra ini adalah sebagai berikut:

1. Unsur intrinsik seni sastra

Unsur intrinsik ini merupakan unsur yang menjadi pengaruh seni sastra yang terkandung dalam seni sastra itu sendiri. Unsur intrinsik seni sastra meliputi:

  • Topik ini adalah masalah utama dalam sejarah
  • Pesan inilah yang ingin penulis sampaikan kepada pembaca
  • Karakter / penokohan itu adalah tokoh dalam cerita. Karakter-karakter ini dapat dibagi menjadi:
  • Tokoh utama ini merupakan tokoh yang menjadi sorotan utama dalam cerita
  • Tokoh pendukung ini adalah tokoh yang mendampingi tokoh utama
  • Terlepas dari apakah mereka karakter baik atau buruk, karakter ini dibagi menjadi protagonis (buruk) dan antagonis (baik).
  • Konflik ini adalah masalah yang dimiliki karakter dalam sebuah cerita. Konflik terbagi menjadi dua jenis, yaitu konflik internal (konflik yang tidak melibatkan karakter lain) dan konflik eksternal (konflik yang melibatkan karakter lain).
  • Sikap / latar belakang ini menggambarkan suatu tempat, waktu, dan suasana
  • Babak / babak ini merupakan plot cerita dalam karya dari awal sampai akhir
  • Simbol ini merupakan penggunaan karya sastra sebagai representasi dari sesuatu yang abstrak
  • Pandangan tersebut merupakan perwujudan dari karakter yang dilakukan oleh pengarang dalam sebuah cerita. Sudut pandang ini terbagi menjadi: orang pertama (saya atau saya), orang kedua (Anda) dan juga orang ketiga (dia atau dia)

2. Unsur ekstrinsik seni sastra

Unsur luar dari karya sastra ini adalah unsur-unsur pembentuk suatu karya sastra dari luar. Secara umum unsur-unsur tersebut hadir dalam bentuk latar belakang pengarang, pandangan dan keyakinan pengarang, situasi politik, adat istiadat, sejarah, dan ekonomi yang ada dalam karya sastra.

Jenis seni sastra

Jenis seni sastra tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Prosa

Prosa ini merupakan karya sastra berupa uraian yang disampaikan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan tidak terikat pada diksi, irama, pantun dan hakikat bunyinya, bahkan pada aturan dan pedoman sastra lainnya. Jenis tulisan ini juga banyak digunakan dalam prosa atau jenis tulisan apa pun yang dideskripsikan menggunakan fakta atau ide.

Prosa ini mungkin atau tidak boleh digunakan di majalah, surat kabar, ensiklopedi, novel, serta semua jenis media lainnya. Prosa ini juga dibagi menjadi 4 jenis diantaranya:

  • Prosa naratif
  • Prosa deskriptif
  • Prosa pameran
  • Argumen Prosa Ada dua jenis prosa, yaitu:
    percintaan
  • Romansa ini merupakan kisah yang menceritakan tentang seorang tokoh secara utuh sejak lahir hingga akhir hayatnya.
    novel
  • Novel ini merupakan cerita yang menceritakan tentang bagian dari kehidupan seorang tokoh

2. Puisi

Puisi ini merupakan karya sastra yang penguraiannya menggunakan diksi atau pilihan kata. Pada prinsipnya puisi dapat atau tidak langsung dapat menimbulkan kecenderungan seseorang untuk mempertajam kesadarannya, melalui bahasa yang memiliki ritme dan makna khusus. Contohnya puisi seperti puisi, pantung, dan balada

Seni sastra dibagi menjadi empat kategori menurut isinya:

  • epos
    Epik ini merupakan esai yang mendeskripsikan sesuatu secara obyektif tanpa mengikuti pemikiran dan perasaan pribadi penulisnya.
  • teks
    Teks adalah karangan berupa curahan subjektif dari perasaan pengarang
    Dengan disabilitas
    Penonaktifan ini merupakan karya sastra yang isinya berupa budi pekerti, pesan moral agama, dsb.
  • Dramatis
    Drama ini merupakan karya sastra yang isinya merupakan peristiwa yang dilebih-lebihkan. Karena sejarahnya, karya sastra ini terbagi menjadi dua jenis, antara lain:
  • Sastra lama
    Karya sastra kuno ini merupakan jenis karya sastra karya penulis yang berada pada zaman kerajaan atau yang belum memiliki pergerakan nasional. Sastra kuno terdiri dari puisi, dongeng dan hikayat.
  • Sastra modern
    Sastra modern ini merupakan sastra yang berkembang dalam kehidupan masyarakat modern. Karya sastra ini lahir setelah munculnya gerakan nasional. Sastra modern meliputi puisi, novel, prosa roman, cerita pendek, dan drama.

Contoh seni sastra

Berikut adalah contoh seni sastra, diantaranya:

Contoh prosa

Hikayat Amir

Alkisah di Sumatera ada seorang saudagar bernama Shah Alam. Shah Alam memiliki seorang putra bernama Amir. Amir menghasilkan banyak uang. Setiap hari dia menghabiskan uang yang diberikan ayahnya. Karena sayang bagi Amir, Syah Alam tidak pernah menghinanya. Shah Alam hanya bisa mengelus dada.

Lambat laun Shah Alam jatuh sakit. Hari-hari ketika penyakit semakin parah. Banyak uang dihabiskan untuk pengobatan, tetapi tidak kunjung hilang. Akhirnya mereka jatuh miskin.

Penyakit Shah Alam semakin parah. Sebelum meninggal, Shah Alam berkata, “Amir, Ayah sudah tidak bisa memberimu apa-apa lagi. Kamu harus bisa memulai bisnis lagi seperti dulu ayahku. Jangan menyia-nyiakan waktumu dengan sia-sia. Kerja keras, tinggalkan Rumah ini. Cobalah untuk dilihat oleh bulan, bukan untuk dilihat oleh matahari. “

“Ya ayah. Aku akan menuruti nasihatmu.”

Tak lama setelah Syah Amir wafat, ibu Amir juga sakit parah hingga akhirnya meninggal dunia. Sejak itu, Amir bertekad mencari pekerjaan. Dia teringat nasihat ayahnya untuk tidak melihat matahari tapi bulan. Jadi dia menggunakan payung dimana-mana.

Suatu hari, Amir bertemu dengan Nasrudin, menteri yang pandai. Nasarudin sangat terkejut dengan pemuda yang selalu menggunakan payung tersebut. Nasarudin bertanya mengapa dia melakukan itu.

Amir menjelaskan alasannya. Nasarudin tertawa. Nasarudin berkata, “Baiklah, Amir. Bukan itu yang disampaikan ayahmu. Namun, pergilah sebelum matahari terbit dan kembali sebelum malam. Jadi tidak masalah mengapa kamu terkena sinar matahari.” “

Atas sarannya, Nasarudin meminjamkan Amir. Amir diperintahkan bertingkah laku seperti ayahnya.

Amir kemudian menjual makanan dan minuman. Dia berjualan siang dan malam. Pada siang hari, Amir berjualan sembako seperti nasi kapau, lemang, dan es krim jeruk nipis. Sore harinya berjualan martabak, sekoteng dan nasi goreng. Seiring berjalannya waktu, bisnis Amir terus berkembang. Sejak itu, Amir menjadi saudagar kaya raya.

Contoh puisi

Meredakan sakit ibu

Berbaring di pelukannya
Menghilang dalam pelukan
Tinggalkan sejuta kenangan
Padamkan semua harapan
Panjang dan kaku terbungkus kain kafan
Sakramen kematian mengundang ketika hati sedang kacau
Penderitaan hidup tidak hilang
Ratapan takdir menjerit
Bertarung sendiri
Korban untuk permata hati
Sekarang dia sudah pergi
Meskipun saya harus menurunkan berat badan
Meski kesedihan harus dirasakan
Cahaya hati sudah hilang sekarang
Hidup sendiri
Penuh luka dan penderitaan
Laut yang sederhana penuh dengan Nestapa
Tidak ada cinta yang menyertai
Tidak ada pengiring yang siap berbagi
Hanya dua permata hati yang setia menemani Anda
Air mata tak terbatas
Perlindungan hati hilang
Lepaskan penderitaan, selamat tinggal, ibu terkasih

Sumber :